Langsung ke konten utama

Gambaran Kejadian Ruptura Perineum yang selalu meningkat setiap tahunnya termasuk di Rumah Sakit Umum Daya Makassar 2008 (A-0078)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruptura perineum merupakan suatu keadaan dimana terputusnya kontinuitas jaringan yang terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang terjadinya infeksi dan perdarahan sehingga mengakibatkan tingginya morbilitas dan mortalitas ibu. (Wiknjosastro H, 1999).
Pada saat ini kematian ibu hamil dan ibu bersalin masih tinggi khususnya di negara-negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25 -50% kematian wanita subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Data yang riil tentang AKI di dunia masih sangat sulit diperoleh namun, WHO (World Health Organitation) memperkirakan lebih dan 585.000 ibu pertahunnya rneninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Di Asia Selatan wanita kemungkinan 1:18 meninggal akibat kehamilan dan persalinan (Saifuddin, 2002).
Di Indonesia berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2003 angka kematian ibu (AKI) berkisar 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia. Penyebab kematian ibu 80% karena perdarahan, infeksi 30,5%, partus lama dan lain-lain 17,5% (http://www.depkes.go.id, diakses 15 April 2009).
Data yang diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, angka kematian ibu (AKI) tahun 2003 sebesar 130 per 100.000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan pada tahun 2004 yaitu sebesar 110 per 100.000 kelahiran hidup yang disebabkan oleh perdarahan 60 orang (54,5%), infeksi 7 orang (6,4%), toksenia 13 orang (11,82%) dan lain-lain 30 orang (27,3%) (Profil Kesehatan, 2004). Pada tahun 2005, angka kematian berkisar 291/100.000 kelahiran hidup. Dengan beberapa faktor penyebabnya yaitu perdarahan 40-50%, preeklampsia dan eklampsia 20-30%, infeksi jalan lahir 20-30% (http://www.hidayatullah.com/indeks, diakses tanggal 17 April 2009).
Angka kematian ibu telah mengalami penurunan, hal ini terlihat dari 425 per 100.000 kelahiran hidup (1992) menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup dan menurun menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2003 dan menurun lagi menjadi 248 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Sedangkan laporan dari Subdin Kesga Dinkes provinsi Sulsel pada tahun 2008 menunjukkan kematian bayi sebesar 97, 12 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematiannya rata-rata disebkan oleh sebab langsung seperti perdarahan, eklamsi, infeksi, dan lainnya. (http://datinkessulsel.wordpress.com, diakses tanggal 31 juli 2009).
Hasil Survei awal diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Umum Daya Makassar, jumlah ibu yang melahirkan periode 2008 sebanyak 64 orang yang mengalami ruptura perineum.
Ada beberapa faktor yang dapat berhubungan dengan ruptura perineum dalam persalinan diantara posisi tubuh, paritas, janin besar, ekstraksi cunam/forcep dan cara meneran (Mochtar, 1998).
Untuk mencegah timbulnya infeksi atau komplikasi lainnya pada masa nifas utamanya dengan ruptura pada perineum dapat dilakukan dengan peningkatan mutu pelayanan kesehatan antara lain perawatan perineum secara intensif (Saifuddin, 2000).
Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Gambaran Kejadian Ruptura Perineum yang selalu meningkat setiap tahunnya termasuk di Rumah Sakit Umum Daya Makassar 2008.

Postingan populer dari blog ini

Distribusi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep Perode Januari – Desember 2008 (A-0082)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup sehat dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat Kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia ( Paradigma Sehat 2001). Kemampuan pelayanan suatu Negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia di lingkungan Assosiation Of Earth Asia Nations (ASEAN) merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberi

Gambaran kejadian Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang (A-0074)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini abortus merupakan salah satu masalah reproduksi yang banyak dibicarakan di Indonesia bahkan di dunia. Masalah abortus perlu di bahas, mengingat abortus merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan, dan sebagai penyebab langsung kematian ibu / maternal. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sedangkan menurut World Health Organization (WHO) batasan usia kehamilan adalah sebelum 22 minggu. (Anonim, 2009). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2006 tingkat kasus aborsi di Indonesia tercatat yang tertinggi di Asia Tenggara mencapai dua juta kasus dari jumlah kasus yang terjadi di negara-negara Association Of South East Asian Nation (ASEAN) sekitar 4,2 juta kasus pertahun. (http://www aborsi.org.online, diakses 09 April 2010) Pada tahun 2005 Angka Kematian Ibu (AKI)

Gambaran Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi (A-0077)

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Pembangunan nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas hidup sumber daya manusia yang prima. Untuk itu kita bertumpu pada generasi muda yang memerlukan asuhan dan perlindungan terhadap penyakit yang mungkin dapat menghambat tumbuh kembangnya menuju dewasa yang berkualitas tinggi guna meneruskan pembangunan nasional jangka panjang. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi semua orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Ranuh, I.G.N. 2008). Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah di lemahkan atau di matikan ke dalam tubuh. Dengan memasukkan kuman atau bibit penyakit tersebut diharapkan lebih dapat menghasilkan zat anti yang ad