Langsung ke konten utama

Gambaran kejadian Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang (A-0074)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini abortus merupakan salah satu masalah reproduksi yang banyak dibicarakan di Indonesia bahkan di dunia. Masalah abortus perlu di bahas, mengingat abortus merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan, dan sebagai penyebab langsung kematian ibu / maternal. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sedangkan menurut World Health Organization (WHO) batasan usia kehamilan adalah sebelum 22 minggu. (Anonim, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2006 tingkat kasus aborsi di Indonesia tercatat yang tertinggi di Asia Tenggara mencapai dua juta kasus dari jumlah kasus yang terjadi di negara-negara Association Of South East Asian Nation (ASEAN) sekitar 4,2 juta kasus pertahun. (http://www aborsi.org.online, diakses 09 April 2010)
Pada tahun 2005 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menurut Depkes RI sebesar 307/100.000 kelahiran hidup, dan sedikit menurun yaitu 290,8/100.000 kelahiran hidup, meskipun telah menjadi penurunan angka kematian ibu di Indonesia namun hal ini masih jauh target (sasaran) yang ditetapkan untuk tahun 2010 yaitu penurunan angka kematian menjadi 125/100.000 kelahiran hidup. (Gatra, 2008). Pada tahun 2006 angka kematian ibu di Indonesia 230/100.000 kelahiran hidup.(www.Kabarin.Indonesia.com.online,diakses tanggal 19 April 2010)
Menurut Survei Demografi dan kesehatan (SDKI) tahun 2007, menyatakan AKI di Indonesia saat ini 228 per 100.000 kelahiran hidup. Ada 3 penyebab klasik kematian ibu yaitu perdarahan,pre-eklamsia,dan infeksi. Selain itu ada penyebab keempat yaitu abortus. (www.geosities.com, diakses 19 Maret 2010)
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan angka kematian ibu pada tahun 2009 tercatat 64 orang, yang disebabkan perdarahan 31 orang, eklampsia 35 orang, infeksi 7 orang dan ruptur uteri 2 orang, sementara itu Khusus untuk data abortus periode Januari sampai Desember 2009 diperoleh data sebanyak 2652 orang. (Profil Dinkes Provinsi Sul-Sel, 2009)
Berdasarkan data yang di peroleh dari Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang Jeneponto di peroleh jumlah abortus periode Januari sampai Desember 2009 sebanyak 224 kasus abortus, yaitu abortus inkomplit 167(74,55%) kasus, abortus imminens 16 (7,14%) kasus, missed aborton 29 (12,94%) kasus, abortus komplit 12 (5,36%) kasus. (Rekam Medik RSUD Lanto Dg Pasewang Jeneponto, 2009)
Kecenderungan semakin meningkatnya kasus abortus dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya abortus itu sendiri. Berbagai faktor yang erat hubungannya dengan kejadian abortus yaitu umur, tingkat pendidikan, paritas, jarak kehamiln, status gizi, penyait ibu, dan infeksi.
Dengan melihat banyak faktor yang berkaitan dengan abortus maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Gambaran kejadian Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang Jeneponto Periode Januari sampai Desember 2009”, Dimana peneliti hanya membatasi tiga variabel yang di teliti yaitu umur, paritas, dan pendidikan.

Postingan populer dari blog ini

Distribusi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep Perode Januari – Desember 2008 (A-0082)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup sehat dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat Kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia ( Paradigma Sehat 2001). Kemampuan pelayanan suatu Negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia di lingkungan Assosiation Of Earth Asia Nations (ASEAN) merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberi...

Gambaran Status Gizi pada Bayi Di Puskesmas Kaluku Bodoa (A-0058)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai macam makanan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktifitas. Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, bila orang salah dalam mengkonsumsi makanan dapat menimbulkan efek yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan bahan makanan yang bergizi dan seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat (Irianto, 2004). Bahan makanan yang mengandung zat gizi banyak disetiap negara termasuk Indonesia namun perlu diakui bahwa masih banyaknya orang­orang mengabaikan, tidak menyukai bahkan menganggap remeh bahan­bahan makanan yang mengandung zat gizi, padahal konsumsi makanan sangat berpenganuh terhadap status gizi (Karta Sapoetra). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah faktor resiko untuk terjadinya kesakitan d...

Gambaran Karakteristik Kehamilan Serotinus Dirumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar Periode Januari – Desember 2008 (A-0081)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir kehamilan aterm ialah kehamilan antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Apabila kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap, maka itu dinamakan kehamilan lewat waktu atau post term. Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5 - 14%. Kekhawatiran dalam kehamilan lewat waktu dapat menjadi 3 kali dibandingkan kehamilan aterm (Winkjosastro.H.2006;317-3188). Menurut defenisi World Health Organization (WHO) “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam golongan yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi–komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian m...