Langsung ke konten utama

Gambaran Pemberian Imunisasi Berdasarkan Pendidikan Ibu, Umur Bayi, Dan Pekerjaan Ibu (A-0032)

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam penerapan tujuan pembangunan milenium (millennium development goals) dengan delapan tujuan yang ingin dicapai oleh berbagai bangsa pada tahun 2015 diantaranya adalah untuk menjawab tantangan utamanya pembangunan diseluruh dunia yang merupakan komitmen bersama Negara-negara maju dan Negara berkembang dalam menangani permasalahan utamanya pembangunan termaksud pembangunan kesehatan diantaranya masih tingginya jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan, dan masih tingginya angka kematian ibu dan anak.

Pemerintah mewajibkan setiap bayi untuk mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu penyakit Tuberkulosis (TBC), difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis), polio, campak (measles, morbili) dan hepatitis B, yang termaksud dalam program pengembangan imunisasi (PPI) meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. (www.saputra83.blog.frindster.com, diakses 9 september 2008)

Dari hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 oleh departemen kesehatan dan badan statistik, cakupan imunisasi lengkap anak usia 12-23 bulan sebesar 46,2%. Mereka mendapat vaksinasi BCG, polio 3 kali, DPT 3 kali, hepatitis B 3 kali dan campak.

Rendahnya cakupan imunisasi lengkap di Indonesia, 46,2%, menunjukan upaya pencegahan penyakit belum mendapat perhatian serius. Karena itu, perlu komitmen bersama untuk menggalang kembali kampaye imunisasi bagi bayi dan anak balita.

(www.hagemman.wordpress.com, diakses 19 september 2009)

Setiap tahun di seluruh dunia ratusan ibu, anak dan orang dewasa meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah seperti dengan imunisasi. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi tentang pentingnya imunisasi. Bayi yang baru lahir, anak usia muda yang bersekolah dan orang dewasa sama–sama memiliki resiko tinggi terserang penyakit menular yang mematikan seperti: Difteri, pertusis, hepatitis B, Influenza, radang selaput otak, radang paru-paru dan lain-lain yang sewaktu-waktu muncul dan mematikan. Tanpa imunisasi kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak meninggal karena penyakit campak, 2 dari 100 kelahiran anak akan menderita batuk rejan. Dan 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus dan dari setiap 200.00 anak, 1 akan menderita penyakit polio (www.Pediatric/imunisasi/com, diakses 23 september 2008)

Pneumonia sebagai komplikasi penyakit campak, difteri dan pertusis merupakan masalah kesehatan didunia karena Angka kematian yang tinggi tidak hanya di Negara berkembang tetapi juga dinegara – negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Negara-negara Eropa lainnya. Amerika serikat misalnya terdapat 2-3 juta kasus pneumonia pertahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.

Di Indonesia pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah kardiovaskuler dan TBC. Faktor sosial, ekonomi yang rendah meningkatkan angka kematian. Namun tahun 2000 yang lalu, kombinasi pneumonia dengan influenza kembali merajalela dan menjadi penyebab ke-7 di Negara Amerika serikat (www.Infeksi.com, diakses 23 September 2008 )

Ditingkat Asosiation South Eats Of Asian Nation (ASEAN), misalnya di Indonesai, Angka kematian bayi (AKB) 35/1000 kelahiran hidup yaitu hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan Angka kematian bayi (AKB) Malaysia, 2 kali dibandingkan dengan Thailand, dan 1,3 kali dibandingkan dengan Philipina, sekitar 57% kematin bayi tersebut terjadi pada bayi berumur dibawah 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh campak, selain itu adalah gangguan perinatal, infeksi saluran pernafasan akut, diare, malaria, dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). 40% disebabkan oleh hipotermi, asfiksia Karena prematuritas, trauma persalinan dan tetanus neonatus (www.Depkes.com, diakses 09 juli 2008)

Provinsi dengan cakupan imunisasi lengkap paling buruk adalah Sulawesi Barat (17,3%). Bila seorang anak tidak mendapatkan vaksinasi lengkap, kemungkinan terhindar dari penyakit < 80%. Tercapainya cakupan minimal 80% imunisasi lengkap bayi sebelum usia 1 tahun untuk antigen BCG 1 kali, DPT 3 kali, campak 1 kali, polio 3 kali, hepatitis B 3 kali. (www.hagemman.wordpress.com, diakses 19 september 2009)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maros tercatat bahwa pencapaian cakupan imunisasi tertinggi adalah cakupan imunisasi DPT I sebesar 95,98% dan terendah adalah Hepatitis III sebesar 61,44% .(Dinas kesehatan kabupaten maros,2009)

Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record di puskesmas mandai januari-desember 2009 tercatat bahwa Hepatitis B sebesar 22,6%, BCG sebesar 89,1%, Polio 1 sebesar 93,7%, DPT HB 1 sebesar 86,6%, Polio 2 sebesar 94,1%, DPT HB 2 sebesar 95,9%, Polio 3 sebesar 91,5%, DPT HB 3 sebesar 89,1%, Polio 4 sebesar 94,5%, Campak sebesar 85,2%. pencapaian cakupan imunisasi tertinggi adalah cakupan imunisasi DPT HB 2 sebesar 95,9% terendah Hepatitis B sebesar 22,6%. (Pukesmas mandai, 2009)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penting untuk dilakukan penelitian mengenai pemberian imunisasi berdasarkan pendidikan ibu, umur bayi, dan pekerjaan ibu

Postingan populer dari blog ini

Gambaran Status Gizi pada Bayi Di Puskesmas Kaluku Bodoa (A-0058)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai macam makanan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktifitas. Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, bila orang salah dalam mengkonsumsi makanan dapat menimbulkan efek yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan bahan makanan yang bergizi dan seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat (Irianto, 2004). Bahan makanan yang mengandung zat gizi banyak disetiap negara termasuk Indonesia namun perlu diakui bahwa masih banyaknya orang­orang mengabaikan, tidak menyukai bahkan menganggap remeh bahan­bahan makanan yang mengandung zat gizi, padahal konsumsi makanan sangat berpenganuh terhadap status gizi (Karta Sapoetra). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah faktor resiko untuk terjadinya kesakitan d...

Distribusi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep Perode Januari – Desember 2008 (A-0082)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup sehat dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat Kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia ( Paradigma Sehat 2001). Kemampuan pelayanan suatu Negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia di lingkungan Assosiation Of Earth Asia Nations (ASEAN) merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberi...

Gambaran Karakteristik Kehamilan Serotinus Dirumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar Periode Januari – Desember 2008 (A-0081)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir kehamilan aterm ialah kehamilan antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Apabila kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap, maka itu dinamakan kehamilan lewat waktu atau post term. Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5 - 14%. Kekhawatiran dalam kehamilan lewat waktu dapat menjadi 3 kali dibandingkan kehamilan aterm (Winkjosastro.H.2006;317-3188). Menurut defenisi World Health Organization (WHO) “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam golongan yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi–komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian m...