Langsung ke konten utama

Gambaran Status Gizi Ibu Hamil Trimester I Di Rumah Sakit Umum Daya Makassar (A-0044)

BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Nutrisi yang tepat sangat penting bagi pertumbuhan,perkembangan dan kesejahteraan manusia. Pada kenyataannya tidak mungkin untukmemisahkan kesehatan dan nutrisi tindakan untuk mengurangi beban penyakit cukupsederhana dan telah diteliti dengan baik, yaitu mempertahankan berat badan yangsehat, makan yang seimbang,diet kaya nutrisi, tidak merokok dan olah raga teratur. Namun data survey dari American Dietetic Associaton (ADA) menunjukkan bahwa walaupun wanita tampak mengenalihubungan antara diet dan kesehatan, hanya sepertiganya yang benar-benarmengimplementasikan strategi diet untuk mengurangi resiko penyakit kronis yangberhubungan dengan nutrisi (Varney,H. 2007)
Hasil SurveiDemografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 1999 menunjukan terjadinyapeningkatan angka kematian ibu (AKI). Pada tahun 1997 AKI menunjukan 318 per100.1000 kelahiran hidup maka pada tahun 1999 menjadi 380 per 100.000 kelahiranhidup. Pada tahun 2001, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)AKI menunjukan 377 per 100. 000 kelahiran hidup.
1
Kematian ibu hamil disebabkanoleh beberapa faktor, seperti faktor sosial, faktor budaya dan faktor ekonomi.Kemiskinan masyarakat akan membawa kepada kemiskinan pengetahuan dan informasi.Dan pada kondisi kemiskinan, keluarga khususnya ibu akan mengalami resikokekurangan gizi, menderita anemia dan berat bayi lahir rendah. (Lubis, Z. 2003).
Secara umum, kurang gizipada ibu dikaitkan dengan kemiskinan, ketidak-adilan gender, serta hambatanterhadap akses terhadap berbagai kesempatan dan pendidikan. Kurang gizi jugabanyak dikaitkan dengan kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan yangadekuat, tingginya fertilitas dan beban kerja yang tinggi.
Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atausedang hamil muda dapatmenyebabkan kematian atau cacat janin. Differensiasi terjadi pada trimesterpertama hidupnya janin, hingga kekurangan zat tertentu yang sangat dibutuhkandalam proses differensiasi dapat menyebabkan tidak terbentuknya suatu organdengan sempurna atau tidak dapat berlangsungnya kehidupan janin tersebut.Pertumbuhan cepat terjadi terutama pada trimester terakhir kehamilan ibu, makakekurangan makanan dilahirkan denganberat dan panjang badan yang kurang dari pada seharusnya. (Paath,F.E. 2005).
Kekurangan atau kelebihan nutrisidapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut.Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus,inersia uteri, hemoragia post partum, sepsis puerperalis dan sebagainya.Sedangkan makan secara berlebihan karena wanita tersebut salah mengerti bahwaia makan untuk dua orang dapat pula mengakibatkan komplikasi antara lain bayiterlalu besar dan sebagainya. (Wiknjosastro, H. 2005)
Makanan ibu hamil harus seimbangdengan perkembangan masa kehamilannya. Ibu hamil sebaiknya menerapkan menuempat sehat limasempurna. Pada trimester pertama, pertumbuhan janin masih lambat sehingga kebutuhangizi untuk pertumbuhan janin belum begitu besar, tetapi pada masa ini seringterjadi masalah-masalah seperti ngidam dan muntah, karena itu kebutuhan giziharus diperhatikan. Pada trimester kedua dan ketiga pertumbuhan janin berlangsung lebih cepat danperlu diperhatikan kebutuhan gizinya. Kebutuhan kalori wanita normal sekitar 2200 Kkal, kebutuhan kalori ibuhamil ditambah 300 kalori sehingga menjadi sekitar 2500 Kkal. (Paath, F.E. 2005).
Trimester pertama kehamilanmerupakan saat yang penting karena terjadi pembentukan dan pertumbuhan otak,syaraf, jantung dan organ-organ reproduksi. Kekurangan gizi pada ibu hamilmempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhanjanin dan anak yang akan dilahirkan. Bila ibu mengalami kurang gizi maka akibat yang akanditimbulkan antara lain keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacatbawaan, anemia pada bayi dan BBLR.
Beberapapenelitian membuktikan bahwa pengaruh gizi kurang terhadap kejadian BBLR cukupbesar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi ibu sebelum hamil buruk. Untuk memperkecilresiko BBLR diperlukan upaya mempertahankan kondisi gizi yangbaik pada ibu hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi makanan,pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadarHb, dan pengukuran LILA sebelum atau saat hamil. (Lubis, Z. 2003).
Hasil penelitian Edwi Saraswati,dkk. Di Jawa Barat (1998) menunjukkan bahwa KEK pada batas 23,5 cm belum merupakanresiko untuk melahirkan BBLR walaupun resiko relatifnya cukup tinggi. Sedangkanibu hamil dengan KEK pada batas 23 cm mempunyai resiko 2,0087 kali untukmelahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu dengan LILA lebih dari 23 cm.Penelitian Rosmeri (2000) menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum hamilmempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan status gizikurang (kurus) mempunyai resiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLRdibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik.
Hasil penelitian Jumirah, dkk.(1999) menunjukkan bahwa ada hubungan antara kadar Hb ibu dengan berat bayilahir, dimana semakin tinggi kadar Hb ibu semakin tinggi berat badanbayi yang dilahirkan. Sedangkan penelitian Edwi Saraswati, dkk. (1998)menemukan bahwa anemia pada batas 11 gr/dl bukan merupakan resiko untukmelahirkan BBLR. Pada ada analisa bivariat anemia batas 9 gr/dl atau anemia berat ditemukan secarastatistik tidak nyata melahirkan BBLR. Namun untuk melahirkan bayi matimempunyai mempunyai resiko 3,081 kali. Dari hasil analisa multivariat denganmemperhatikan masalah riwayat kehamilan menunjukkan bahwa ibu hamil penderita anemia beratmempunyai resiko untuk melahirkan BBLR 4,2 kali lebih tinggi dibandingkandengan ibu yang tidak menderita anemia berat. (Lubis, Z. 2003).
Karena ibu hamil merupakan kelompok yang cukuprawan gizi dimana kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukupbesar terhadap dirinya dan proses pertumbuhan janin dan anak yang akandilahirkannya, maka penulisberminat untuk meniliti tentang gambaran status gizi ibu hamil trimester I diRumah Sakit Umum Daya Makassar.

Postingan populer dari blog ini

Gambaran Status Gizi pada Bayi Di Puskesmas Kaluku Bodoa (A-0058)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai macam makanan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktifitas. Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, bila orang salah dalam mengkonsumsi makanan dapat menimbulkan efek yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan bahan makanan yang bergizi dan seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat (Irianto, 2004). Bahan makanan yang mengandung zat gizi banyak disetiap negara termasuk Indonesia namun perlu diakui bahwa masih banyaknya orang­orang mengabaikan, tidak menyukai bahkan menganggap remeh bahan­bahan makanan yang mengandung zat gizi, padahal konsumsi makanan sangat berpenganuh terhadap status gizi (Karta Sapoetra). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah faktor resiko untuk terjadinya kesakitan d...

Distribusi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep Perode Januari – Desember 2008 (A-0082)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup sehat dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat Kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia ( Paradigma Sehat 2001). Kemampuan pelayanan suatu Negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia di lingkungan Assosiation Of Earth Asia Nations (ASEAN) merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberi...

Gambaran Karakteristik Kehamilan Serotinus Dirumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar Periode Januari – Desember 2008 (A-0081)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir kehamilan aterm ialah kehamilan antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Apabila kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap, maka itu dinamakan kehamilan lewat waktu atau post term. Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5 - 14%. Kekhawatiran dalam kehamilan lewat waktu dapat menjadi 3 kali dibandingkan kehamilan aterm (Winkjosastro.H.2006;317-3188). Menurut defenisi World Health Organization (WHO) “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam golongan yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi–komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian m...