BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPENDAHULUAN
Memasuki awal tahun pertama pembangunan jangka panjang tahapII. Pembangunan Gerakan Keluarga Berencana Nasional ditujukan terutama untukmeningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keluarga sebagai kelompok sumberdaya manusia terkecil yang mempunyai ikatan batiniah dan lahiriah. Dimanamerupakan pengembangan sasaran dalam mengupayakan terwujudnya visi KeluargaBerencana Nasional yang kini telah diubah visinya menjadi “Keluarga BerkualitasTahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misinya sangatmenekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi, sebagai upayaintegral dalam meningkatkan kualitas keluarga (Gungde, 2008).
Berbicara tentang kesehatan reproduksi banyak sekali yangharus dikaji, tidak hanya tentang organ reproduksi saja tetapi ada beberapaaspek, salah satunya adalah kontrasepsi. Saat ini tersedia banyak metode ataualat kontrasepsi meliputi IUD, suntik, pil, implant, kontap, kondom (Gungde,2008).
Dalam memilih jenis kontrasepsi yangtepat, pasangan harus mendapatkan dari informasi yang akurat, lengkap danbenar, sehingga pilihan yang diambil adalah pilihan yang rasional, sertamempertimbangkan efektivitas dan efisiensinya (Piogama, 2007).
Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia adalahkontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA)dan cyclofem (Gungde, 2008).
Data Word Health Organization (WHO)menunjukkan, sembilan dari 10 wanita yang menggunakan kontrasepsi memilihmetode modern berupa sterilisasi wanita 24%, spiral 14, dan pil 7%. Pilmerupakan metode jangka pendek, cenderung lebih populer di negara maju.Sterilisasi dan spiral merupakan metode jangka panjang, banyak dipilih wanitadi negara berkembang dengan persentase 23% dan 15% (Anonim, 2007).
Persentasi penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia tercatat peserta akseptor pilKB 28,1 persen. 35,2 persen penggunakontrasepsi suntikan sedang Selebihnya, IUD 18,8 persen, implant 14,2 persen,sterilisasi 5,5 persen, dan kontrasepsi lain 1,0 persen (Anonim, 2009).
Data dari Dinas Kesehatan PropinsiSulawesi Selatan, pada tahun 2008 jumlah akseptor KB mencapai 738.385 pesertauntuk pemakai kontrasepsi, yang pengguna paling banyak adalah metode suntikansebesar 335.003 peserta atau (45,4%) dari jumlah akseptor, sedangkan penggunapil sebanyak 257.191 peserta atau (34,8%), pengguna implant sebanyak 62.317peserta atau (8,43%), pengguna IUD sebanyak 55.852 peserta atau (7,56%), denganalat kontrasepsi kondom sebanyak 15.681 peserta atau (2,15%), serta akseptor KBdengan metode kontrasepsi mantap dimana masing-masing Metode Operasi Wanita(MOW) sebanyak 9.377 peserta atau (1,26%), Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak6.82 peserta atau (0,92%), dan lain-lain sebanyak 2.279 peserta atau (0,30%)(Profil Dinas kesehatan Provinsi Sul-Sel, 2008).
DataDinas Kesehatan tahun 2008 di Kabupaten Maros peserta Keluarga Berencana barujenis IUD sejumlah 107 peserta, MOW 9 peserta, Implant 493 peserta, Kondom 586peserta, Suntikan 4043 peserta dan Pil 3761 peserta (Profil Dinas KesehatanKab. Maros, 2008)
Datadi Puskesmas Bantimurung peserta Keluarga Berencana baru mencapai 731 peserta,diantaranya suntikan 227 peserta (Cyclofem 67 peserta dan Depoprogestin160 Peserta), pil 410peserta dan IUD 2 peserta, kondom 76 peserta dan implant 16 peserta (RekamMedik Puskesmas Bantimurung, 2008).
Namunsampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal ituharus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : dapat dipercaya, tidakmenimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurutkebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan coitus, tidakmemerlukan motivasi terus menerus, mudah pelaksanaannya, harganya murahsehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan dapat diterimaoleh pasangan yang bersangkutan (Prawirohardjo S, 2003).
Haltersebut mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh tentang Penggunaan AlatKontrasepsi Suntikan Cyclofem Pada Akseptor Keluarga Berencana Di PuskesmasBantimurung Tahun 2008.