Langsung ke konten utama

Gambaran Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan (K-1) Menurut Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Ekonomi, Dan Kemampuan Kecepatan Pelayanan di RSIA ... (A-0023)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah yang besar di Negara berkembang, di Negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita subur usia disebabkan dengan hal yang berkaitan dengan kehamilan (Saifuddin AB. 2006).

Menurut laporan World Health Organization (WHO), kematian maternal sekitar 585.000 orang/tahun. Sekitar 98-99% kematian terjadi di Negara berkembang (573 orang), sekitar sepertiga kematian terjadi akibat aborsi yang tidak aman (191.100 orang) penyebab utama berupa perdarahan 60% (343 orang) infeksi 25% (143.250 orang), gestasi 15% (85,595 orang) penyebab lainnya menimbulkan kematian pada 5% kematian maternal (Manuaba. 2007).

Selama periode 1990-2005 belum ada kawasan yang mencapai penurunan angka kematian ibu pertahun hingga 5,5 persen. Hanya Asia Timur yang penurunannya telah mendekati target yakni 4,2 persen pertahun serta Afrika Utara, Asia Tenggara, Amerika Latin dan Karibia mengalami penurunan yang lebih jauh besar dari sub-sahara Afrika, selain itu bahwa lebih dari setengah kematian ibu (270.000) terjadi dikawasan sub-sahara Afrika dan 188 ribunya di Asia Selatan sehingga jika digabungkan kontribusi kedua kawasan terhadap angka kematian ibu di dunia pada 2005 mencapai 86 persen (Anonim, 2007).

Dari survey demografi kesehatan Indonesia tahun 2003, AKI (Angka Kematian Ibu) masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup, turun menjadi 270 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004. Pada tahun 2005 angka kematian ibu turun menjadi 262 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2006 AKI turun menjadi 255 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2007 angka kematian ibu di Indonesia sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup.

Departemen kesehatan menargetkan tahun 2010 angka kematian ibu turun menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka kematian ibu misalnya melalui program maternal and child health, safe Motherhood, gerakan sayang ibu, dan making pregnancy safer. Menurut ketua umum perkumpulan obstetric ginekologi Indonesia, Prof. dr. Gulardi H Wiknjosastro, sekitar 15 persen ibu terancam kematian saat hamil dan bersalin karena penyakit dan komplikasi (Siwono, 2003)

Angka kematian ibu (AKI) ditingkat propinsi Sul-Sel pada tahun 2008 sebesar 116 per 100.000 kelahiran hidup yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan dan persalinan, hal ini disebabkan karena deteksi dini terhadap kehamilan dan komplikasi yang menyertainya tidak dilakukan sedini mungkin. Terlihat dari data Dinas Kesehatan Propinsi Sul-Sel Tahun 2008 menunjukkan sebesar 10.144 orang ibu hamil tidak menjalani perawatan antenatal pada trimester pertama dengan sasaran ibu hamil sebesar 191.648 orang.

Data yang diperoleh khusus untuk di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Siti Fatimah Makassar tahun 2008 jumlah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya sebanyak 1.947 orang, yang terdiri dari pemeriksaan kehamilan pada trimester I sebanyak 220 orang (11,3%), trimester II sebanyak 552 orang (28,4%) trimester III 1.175 orang (60,3%).

Besarnya dampak yang ditimbulkan masih kurangnya perhatian ibu hamil dalam menjalani perawatan antenatal pada trimester pertama sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Pemanfaatan Pemeriksaan Kehamilan (K-1) Menurut Umur,  Pendidikan, Pekerjaan, Ekonomi, Dan Kemampuan Kecepatan Pelayanan di RSIA Siti Fatimah Makassar tahun 2008

Postingan populer dari blog ini

Distribusi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep Perode Januari – Desember 2008 (A-0082)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup sehat dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat Kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia ( Paradigma Sehat 2001). Kemampuan pelayanan suatu Negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia di lingkungan Assosiation Of Earth Asia Nations (ASEAN) merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberi...

Gambaran Status Gizi pada Bayi Di Puskesmas Kaluku Bodoa (A-0058)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai macam makanan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktifitas. Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, bila orang salah dalam mengkonsumsi makanan dapat menimbulkan efek yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan bahan makanan yang bergizi dan seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat (Irianto, 2004). Bahan makanan yang mengandung zat gizi banyak disetiap negara termasuk Indonesia namun perlu diakui bahwa masih banyaknya orang­orang mengabaikan, tidak menyukai bahkan menganggap remeh bahan­bahan makanan yang mengandung zat gizi, padahal konsumsi makanan sangat berpenganuh terhadap status gizi (Karta Sapoetra). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah faktor resiko untuk terjadinya kesakitan d...

Gambaran Karakteristik Kehamilan Serotinus Dirumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar Periode Januari – Desember 2008 (A-0081)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir kehamilan aterm ialah kehamilan antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Apabila kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap, maka itu dinamakan kehamilan lewat waktu atau post term. Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5 - 14%. Kekhawatiran dalam kehamilan lewat waktu dapat menjadi 3 kali dibandingkan kehamilan aterm (Winkjosastro.H.2006;317-3188). Menurut defenisi World Health Organization (WHO) “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam golongan yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi–komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian m...