Langsung ke konten utama

Gambaran Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntikan 3 Bulan (Depo Provera) pada Akseptor Keluarga Berencana (A-0054)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu atau jangka waktu tertentu. Penduduk dipelajari oleh ilmu kependudukan yang terdiri atas demografi dan studi kependudukan, yang berfokus pada perubahan besar komposisi dan distribusi penduduk, dan dapat dilihat menurut jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan, agama, pekerjaan dan lain-lain(Wiknjastro H, 2006).

Dalam masyarakat tradisional tingginya tingkat kelahiran diimbangi dengan tingkat kematian yang tinggi juga, sehingga pertumbuhan penduduk tetap atau naik sedikit. Dengan perbaikan kesehatan dan lain-lain, tingkat kematian menurun, sedangkan tingkat kelahiran masih tetap tinggi dengan akibat naiknya laju pertumbuhan penduduk, usia kawin meningkat, pelayanan dan pemakaian kontrasepsi lebih luas, sehingga kematian rendah, yang diimbangi oleh kelahiran yang rendah pula.

Pertambahan penduduk yang cepat dan tidak seimbang dengan naiknya produksi akan mengakibatkan terjadinya tekanan-tekanan yang berat pada sektor penyediaan pangan, sandang, perumahan, lapangan kerja, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
Pertambahan penduduk yang tidak terkendali dapat membayangkan aspirasi penduduk untuk memperbaiki tingkat hidupnya lahir dan batin melalui usaha dan upaya perbandingan. Peledakan penduduk pada akhirnya akan menyukarkan kemakmuran masyarakat itu sendiri (Mochtar R, 1998).

Dalam pembangunan keluarga sejahtera upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas dan ketahanan masing-masing keluarga dalam mengantisipasi setiap pengaruh negatif yang mengancam kebutuhan keluarga sebagai unit terkecil yang paling utama dari masyarakat.
Untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk dengan usaha-usaha untuk penurunan tingkat kelahiran penduduk dengan peningkatan jumlah akseptor. Didalam pengembangan program KB Nasional diperlukan upaya yang maksimal selain memperluas jangkauan pelayanan dengan menambah jumlah akseptor maka makin banyak keluarga kecil juga mempertahankan apa yang telah dicapai melalui upaya pengayoman medis Keluarga Berencana (KB) (Hanafi H, 2004).

Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus, tidak memerlukan motivasi terus menerus, mudah pelaksanaanya, murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dapat diterima penggunaanya oleh pasangan yang bersangkutan (Wiknjastro H, 2007.Hal 386).

Namun kita ketahui bahwa sampai saat ini belumlah tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal/sempurna. Pengalaman menunjukkan bahwa saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk supermarket dimana calon akseptor memilih sendiri metode kontrasepsi yang diinginkannya (W.Hanafi. 2004.Hal 534).

Menurut data dari World Health Organisation (WHO) mengatakan peserta pemakaian kondom 80% - 90%, Pil 90% - 96%, Suntik 95% - 97%, susuk 97% - 99%, IUD 94% - 95%, Vasektomi 99,4% - 99,8%, Tubektomi 99,5% - 99,9%. ( Lis Sinsin 2008,Hal 465).

Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. Sugiri Syarif, mengatakan dari 61,4% pengguna metode kontrasepsi di Indonesia, sebanyak 31,6% menggunakan suntik, sedangkan yang memakai pil hanya 13,2%, intra uterine Divice (IUD) atau spiral, 4,8%, implant 2,8%, dan kondom 1,3%, sisanya vasektomi dan tubektomi (Sjarief S. 2008,Hal 324).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan maros tahun 2009 peserta keluarga berencana baru berjumlah sebanyak 738385 jiwa (Profil Dinas Kesehatan kota Maros 2009). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maros tahun 2009 peserta keluarga berencana berjumlah 2.398 jiwa (Profil Dinas Kesehatan kab. Maros 2009).
Salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten Maros yaitu Puskesmas Alliritengae yang dilengkapi dengan sarana pelayanan keluarga berencana di mana jumlah akseptornya cukup banyak, dan dari sekian banyak akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi sebagian besar menggunakan kontrasepsi suntikan.

Data yang diperoleh dari rekam medik Puskesmas Alliritengae Kab.maros pada tahun 2009 tercatat 312 orang yang memakai alat kontrasepsi yang terdiri dari suntikan 3 bulan (depo provera) 192 orang (61,5%), suntikan1 bulan (cyclofem) 66 orang (21,2%), pil 47 orang (15,1%), kondom 5 orang (1,6%), IUD 2 orang (0,6%) dan implant 0 (0%). Dengan demikian mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh tentang pemakaian alat kontrasepsi suntikan 3 bulan (depo provera) pada akseptor keluarga berencana di Puskesmas Alliritengae Kabupaten Maros tahun 2009.

Postingan populer dari blog ini

Gambaran Status Gizi pada Bayi Di Puskesmas Kaluku Bodoa (A-0058)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai macam makanan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktifitas. Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, bila orang salah dalam mengkonsumsi makanan dapat menimbulkan efek yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan bahan makanan yang bergizi dan seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat (Irianto, 2004). Bahan makanan yang mengandung zat gizi banyak disetiap negara termasuk Indonesia namun perlu diakui bahwa masih banyaknya orang­orang mengabaikan, tidak menyukai bahkan menganggap remeh bahan­bahan makanan yang mengandung zat gizi, padahal konsumsi makanan sangat berpenganuh terhadap status gizi (Karta Sapoetra). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah faktor resiko untuk terjadinya kesakitan d...

Distribusi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep Perode Januari – Desember 2008 (A-0082)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup sehat dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat Kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia ( Paradigma Sehat 2001). Kemampuan pelayanan suatu Negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia di lingkungan Assosiation Of Earth Asia Nations (ASEAN) merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberi...

Gambaran Karakteristik Kehamilan Serotinus Dirumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar Periode Januari – Desember 2008 (A-0081)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir kehamilan aterm ialah kehamilan antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Apabila kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap, maka itu dinamakan kehamilan lewat waktu atau post term. Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5 - 14%. Kekhawatiran dalam kehamilan lewat waktu dapat menjadi 3 kali dibandingkan kehamilan aterm (Winkjosastro.H.2006;317-3188). Menurut defenisi World Health Organization (WHO) “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam golongan yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi–komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian m...