Gambaran Pelayanan “5T” Pada Ibu Hamil Dari Segi Pengetahuan Dan Sikap Di Puskesmas Mamajang Makassar (A-0036)
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menteri kesehatan negara-negara Asia Tenggara yang bertemu di New Delhi, India, 8-11 September 2008, melakukan pembahasan khusus tentang angka kematian ibu di kawasan Asia Tenggara yang tergolong masih tinggi. Siaran pers dari kantor perwakilan WHO Jakarta, Kamis, menyebutkan, kematian ibu di kawasan Asia Tenggara menyumbang hampir sepertiga jumlah kematian ibu dan anak global. WHO memperkirakan, sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut 170.000 dan 1,3 juta per tahun. ( WHO sorot angka kematian ibu.htm diakses tanggal 21 april 2009)
Departemen kesehatan menargetkan pengurangan angka kematian ibu diIndonesia dari 26,9 persen menjadi 26 persen per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi berkurang dari 248 menjadi 206 per 100 ribu kelahiran yang dicapai pada tahun 2009. Sementara angka harapan hidup berkisar rata-rata 70,6 tahun. (Data dan Informasi Kesehatan.htm diakses tanggal 21 april 2009)
Menurut profil Sulawesi Selatan tahun 2007, AKI paling tinggi, karena perdarahan 73 orang (51, 8%), eklamsia 39 orang (27,6%), infeksi 8 orang (5,7 5%), dan lain –lain 21 (14,9 %), jumlah seluruhnya 141 kematian ibu di Sulawesi selatan.
Pemerintah juga ikut bertanggung jawab dengan memprioritaskan Upaya untuk menekan angka bumil resti dengan Cara mensosialisasikan 4T ( Terlalu banyak : Memiliki anak lebih dari 3 masuk dalam katagori ini. Terlalu muda : Ibu hamil berusia di bawah 18 tahun masuk katagori berisiko tinggi. Terlalu tua : Walaupun teknologi kedokteran sudah sedemikian majunya, tetapi melahirkan di usia lebih dari 35 tahun tetap memilki risiko. Terlalu dekat : Kalau ini yang kehamilannya dengan yang sebelumnya berjarak kurang dari dua tahun.) kepada masyarakat, mendukung penggunaan kontrasepsi baik untuk laki-laki maupun perempuan, mendorong agar setiap persalinan dilakukan dengan bantuan tenaga kesehatan dan mensosialisasikan pentingnya hidup sehat terutama untuk ibu hamil.( Data dan Informasi Kesehatan.htm diakses tanggal 21 april 2009)
Pelayanan antenatal ibu hamil adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu selama kehamilan yang sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang diperlukan. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat yang cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-kadang keadaan ini tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali untuk mengetahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah oleh karena itu pelayanan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu. (Kusmiyati, 2009)
Perawatan prenatal adalah kunci untuk membentuk ibu yang sehat dan memberikan manfaat dengan ditemukannya dengan berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya, Pemeriksaan antenatal paling sedikit 4 kali kunjungan : Satu kali pada triwulan / trimester pertama, Satu kali pada triwulan / trimester kedua, Dua kali pada triwulan / trimester ketiga. Dan mendapatkan pelayanan/asuhan standar minimal tujuh T yakni timbang berat badan, ukur tekanan darah, tinggi fundus uteri, imunisasi TT, tablet Zat besi, tes penyakit menular seksual, dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Puskesmas mamajang Makassar merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan Antenatal. Yang dilaksanakan tiap hari selasa untuk kunjungan awal dan hari jumat untuk kunjungan ulang, jumlah kunjungan Antenatal di puskesmas mamajang Makassar bervariasi, rata- rata kunjungan 10-15 orang. Pada tahun 2008 jumlah kunjungan sebanyak 1380 orang.
Melaksanakan asuhan lima T tidak segampang yang dipikirkan, karena terkadang ada ibu hamil yang memperoleh pelayanan tujuh T lengkap dan terkadang ada juga yang hanya memperoleh pelayanan lima T secara keseluruhan karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang apa sesungguhnya tujuan dari pelayanan lima T tersebut sehingga perlu dilakukan suatu penelitian untuk melihat gambaran pelayanan “5T” pada ibu hamil dari segi pengetahuan dan sikap di Puskesmas Mamajang Makassar