Langsung ke konten utama

Gambaran Kejadian Preeklampsia Di Rumah Sakit Umum (A-0031)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Preeklampsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi dan oedema serta protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumya, misalnya pada molahidatidosa. (Wiknjosastro.H.DKK,2004))

Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda lain, untuk menegakkan diagnosa preeklampsia, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmHg, atau lebih diatas tekanan yang biasanya. Apabila tekanan diastolik naik 15 mmHg atau lebih, atau menjadi 90 mmHg atau lebih, maka diagnosis hipertensi dapat dibuat. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2x dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat

(Wiknjosastro.H.DKK, 2004).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2004, lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahunnya akibat persalinan. Sedangkan data yang diperoleh di ASEAN seperti Singapura angka kematian ibu sebesar 9/100.000 kelahiran hidup, Malaysia sebesar 30/100.000 kelahiran hidup, dan Vietnam sebesar 95/100.000 kelahiran

hidup, sedangkan angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2004 menempati urutan teratas sebesar 470/100.000 kelahiran hidup.Hal tersebut diungkap oleh Ida Yustina dalam disertasinya tentang Pemahaman Keluarga Tentang Reproduksi yang diperoleh cukup tinggi bila dibandingkan dengan data sebelumya (Rahima, 2008).

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga pada tahun 2001 angka kematian ibu sebesar 374/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2003 angka kematian ibu di Indonesia sebesar 307/100.000 kelahiran hidup. Jumlah ini meningkat pada tahun 2004 sebesar 470/100.000 kelahiran hidup. Setelah dicanangkannya program Safe Motherhood yang bertujuan sehat untuk semua pada tahun 2000 (Siswono, 2008).

Dalam profil kesehatan provinsi Sulawesi –Selatan pada tahun 2003 angka kematian ibu sebesar 176/100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2004 110/100.00 tercatat pada Sub Dinas Kesehatan jumlah kematian ibu berkisar 110/100.000 orang dengan akibat perdarahan 60 orang (54,5%), pre-eklampsia/eklampsia 13 orang (11,8%), infeksi 7 orang (6,36%) dan akibat lain-lain 30 orang (27,27%). Demikian masih perlu dilakukan suatu upaya untuk menekan angka kematian ibu seminimal mungkin dari tahun ke tahun (Profil Dinkes TK I Sul-Sel 2004). Pada tahun 2009 penyebab AKI diantaranya abortus 5 orang (4%), infeksi 7 orang (5,6%), preeklampsia/eklampsi 35 orang (28%), perdarahan 31 orang (24,8%), plasenta previa 5 orang (4%), solusio plasenta 2 orang (1,6%), rupture uteri 5 orang (4%), atonia uteri 10 orang (8%), dan lain-lain 25 orang (20%). (Profil Dinkes Sul-Sel 2009).

Menurut data dari dinas kesehatan Kabupaten Maros tahun 2008-2009, presentase kasus yang terjadi pada ibu hamil dan bersalin di Kabupaten Maros sebanyak 6.316 dari 6.417 kasus, antara lain, ibu hamil dengan LILA < 23,5cm (3,8%), perdarahan (0,0015%), preeclampsia/eklampsi (0,006%), dan lain-lain (0,006%). (Data dari Dinkes Kab. Maros, 2009).

Masih tingginya angka kematian ibu saat ini merupakan suatu fenomena yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang turut berpengaruh dalam AKI yaitu penyebab kematian wanita usia subur dengan umur 15-19 tahun berkisar 23% dan selain itu penyebab kematian trias klasik yaitu perdarahan, preeklampsia/eklampsia dan infeksi (Manuaba, 2000).

Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum jelas namun tidak hanya satu faktor melainkan banyak faktor yang dapat menyebabkan preeklampsia dan eklampsia . Beberapa faktor yang berhubungan dengan preeklampsia antara lain: Usia, gravid, paritas, jarak kehamilan, frekuensi ANC, dan status gizi. Oleh karena itu diperlukan suatu pemahaman yang

lebih mendalam tentang masalah tersebut. Sehingga penulis tertarik untuk menelusuri gambaran kejadian preeklampsia di Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang Maros Tahun 2009.

Postingan populer dari blog ini

Gambaran Status Gizi pada Bayi Di Puskesmas Kaluku Bodoa (A-0058)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai macam makanan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktifitas. Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, bila orang salah dalam mengkonsumsi makanan dapat menimbulkan efek yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan bahan makanan yang bergizi dan seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat (Irianto, 2004). Bahan makanan yang mengandung zat gizi banyak disetiap negara termasuk Indonesia namun perlu diakui bahwa masih banyaknya orang­orang mengabaikan, tidak menyukai bahkan menganggap remeh bahan­bahan makanan yang mengandung zat gizi, padahal konsumsi makanan sangat berpenganuh terhadap status gizi (Karta Sapoetra). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah faktor resiko untuk terjadinya kesakitan d...

Distribusi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep Perode Januari – Desember 2008 (A-0082)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup sehat dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat Kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia ( Paradigma Sehat 2001). Kemampuan pelayanan suatu Negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia di lingkungan Assosiation Of Earth Asia Nations (ASEAN) merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberi...

Gambaran Karakteristik Kehamilan Serotinus Dirumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar Periode Januari – Desember 2008 (A-0081)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir kehamilan aterm ialah kehamilan antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Apabila kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap, maka itu dinamakan kehamilan lewat waktu atau post term. Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5 - 14%. Kekhawatiran dalam kehamilan lewat waktu dapat menjadi 3 kali dibandingkan kehamilan aterm (Winkjosastro.H.2006;317-3188). Menurut defenisi World Health Organization (WHO) “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam golongan yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi–komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian m...