Langsung ke konten utama

Gambaran Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Umum Derah Pangkep tahun 2009 (A-0042)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalahkesehatan masyarakat terbesar didunia terutama bagi kelompok wanita usia subur( WUS ), anemia pada wanita usia subur (WUS ) dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas / kemampuanatau produktifitas kerja bagi ibu hamil, anemia berperan pada peningkatanprevalensi kematian dan kesakitan ibu dan bagi bayi dapat meningkatkan resikokesakitan dan kematian bayi, serta BBLR. ( Fatmah, 2008 ).
Anemia pada kehamilanmerupakan masalah Nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan socialekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kwalitas sumber dayaManusia (SDM), anemia hamil disebut “ potential denger to mother and child “ ( potensial membahayakan ibu dananak ), karena itulah Anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yangterkait dalam pelayanan kesehatan pada ini kedepan ( Manuaba, 2007 ).
Tingginya angka kejadianAnemia pada ibu hamil memberikan dampak yang bervariasi dari keluhan yangsangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan, gangguanproses persalinan, gangguan pada masa nifas, dan gangguan pada janin, Anemiadalam kehamilan disebabkan oleh defesiensi besi dan perdarahan akut bahkantidak jarang saling berintraksi.
Ibu hamil umumnya mengalamidefisiensi besi sehingga hanya memberikan sedikit zat besi pada janin yangdibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal, kekurangan zat besi dapatmenimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin serta baik sel tubuhmaupun otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan,abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan. ( Prawirohardjo,2005 ).
Menurut worldhealth organization ( WHO )kejadian anemia hamil berkisar antara 20 % sampai 89 %dengan menetapkan Hb 11gr% sebagai dasarnya, angka anemia kelahiran di Indonesia menunjukkannilai yangcukup tinggi. Hoo swie tjiongmenemukan angka anemia kelahiran 3,8 % pada trimeseter I, 13,6 % trimester II,dan 24,8 % pada trimester III. Akrib Sukarman Menemukan sebesar 40,1 % dibogor.Bakta menenukan anemia hamil sebesar 50,7 % di Puskesmas Kota Denpasar.Sedangkan Shindu menemukan anemia hamil sebesar 33,4 % di Puskesmas Ngawi.Simanjuntak mengemukakan bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemiakekurangan gizi.
Berdasarkan data dari dinaskesehatan provinsi Sulawesi Selatan tahun 2009, prevalensi anemia pada ibuhamil adalah anemia ringan sebayak 40,5 %, anemia sedang 43,67 %, dan anemiaberat 9, 89 %.
Berdasarkan data yangdiperoleh dari buku regiater KIA/PKBRS di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep tahun2009, dengan jumlah ibu yang memeriksakan kehamilannya sebayak 615 orang yangberkunjung dan diperiksa teryata teradapat anemia berat sebayak 4,13 %, anemiasedang sebayak 18,18 %, dan anemia ringan sebayak 77,68 %.
Factor yang mempengaruhiterjadinya anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi, infeksi, kekurnganasam folat. Anemia dalam kelahiran adalah suatu kondisi ibu dengan kadar Hbkurang dari 10,5 gr% pada trimester I, perbedaan nilai batas diatas dihubungkandengan kejadian hemodulasi. Beberapa factor yang timbul berkonstribusi dengankejadian anemia pada ibu hamil meliputi Umur, Pendidikan, dan Paritas. Denganmelihat tingginya kejadian anemia, maka perlu pemberian suplementasi zat besiatau asam folat, gizi seimbang untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil( anonim 2010 ).
Beradasarkan uraian diatas, maka penulis dapat tertarik menyusun KaryaTulis Ilmiah ( KTI ) dengan judul “ Gambaran Kejadian Anemia pada Ibu Hamil diRumah Sakit Umum Derah Pangkep tahun 2009 “.

Postingan populer dari blog ini

Gambaran Status Gizi pada Bayi Di Puskesmas Kaluku Bodoa (A-0058)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai macam makanan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktifitas. Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, bila orang salah dalam mengkonsumsi makanan dapat menimbulkan efek yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan bahan makanan yang bergizi dan seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat (Irianto, 2004). Bahan makanan yang mengandung zat gizi banyak disetiap negara termasuk Indonesia namun perlu diakui bahwa masih banyaknya orang­orang mengabaikan, tidak menyukai bahkan menganggap remeh bahan­bahan makanan yang mengandung zat gizi, padahal konsumsi makanan sangat berpenganuh terhadap status gizi (Karta Sapoetra). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah faktor resiko untuk terjadinya kesakitan d...

Distribusi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep Perode Januari – Desember 2008 (A-0082)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup sehat dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat Kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia ( Paradigma Sehat 2001). Kemampuan pelayanan suatu Negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia di lingkungan Assosiation Of Earth Asia Nations (ASEAN) merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberi...

Gambaran Karakteristik Kehamilan Serotinus Dirumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar Periode Januari – Desember 2008 (A-0081)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir kehamilan aterm ialah kehamilan antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Apabila kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap, maka itu dinamakan kehamilan lewat waktu atau post term. Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5 - 14%. Kekhawatiran dalam kehamilan lewat waktu dapat menjadi 3 kali dibandingkan kehamilan aterm (Winkjosastro.H.2006;317-3188). Menurut defenisi World Health Organization (WHO) “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam golongan yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi–komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian m...