BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Tujuan program nasional (PROPENAS) 1999 - 2004 adalah untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM). Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan sdisertai dengan pemberian air Susu ibu (ASI) sejak dini (Dep-kes RI,2002).
ASI merupakan makanan yang paling tepat untuk meningkatkan kesehatan bayi dan menjalin kasih sayang antara ibu dan anak, terutama ASI kolostrum yang mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Wanita Indonesia umumnya menyusui bayinya, namun masih banyak terdapat kesalahan dalam pemberiannya yaitu 8,3% bayi diberi ASI dalam waktu 1 jam setelah lahir dan persentase ibu - ibu yang memberi ASI esklusif selama 6 bulan sangat rendah, sering kali kolostrum dibuang dan sebagian besar bayi baru lahir diberi makanan prelaktea / sebelum pembentukan ASI. (Dep-kes RI , 2001).
Pemerintah sangat mendukung program ASI khususnya ASI kolostrum, tetapi masih banyak yang kurang memahami dalam memberikan ASI kolostrum kepada bayinya juga kurang memahami manfaat pemberian ASI bagi pertumbuhan bayi. (Dep-kes RI, 2007)
Persentase wanita kurang menyusui bayinya masih relative rendah. Di Amerika Serikat tahun 1995 hanya 59, 4 % yang menyusui bayinya atau dikombinasi dengan Susu formula. (Gary E220, 2002).
Di daerah pedesaan, pada umumnya ibu menyusui bayinya, namun hasil penelitian di Bogor tahun 2001 menunjukkan bahwa pengaruh kebiasaan yang kurang baik, seperti pemberiaan makanan pralaktal yaitu pemberian makanan/minuman untuk menggantikan ASI apabila ASI belum keluar pada hari-hari pertama setelah kelahiran. Jenis makanan tersebut antara lain, air tajin, air kelapa, madu yang dapat membahayakan kesehatan bayi dan menyebabkan kekurangan kesempatan untuk merangsang produksi ASI sedini mungkin melalui isapan bayi pada payudara ibu.
Masih banyak ibu-ibu tidak memanfaatkan kolostrum (ASI yang keluar pada hari-hari pertama), karena dianggap tidak baik untuk makanan bayi, susu basi, dll. Selanjutnya pemberian makanan pendamping ASI (MP- ASI) diberikan tidak tepat waktu (terlalu dini atau terlalu lambat ) serta tidak mencukupi baik kuantitas maupun kualitasnya. ( Dep-kes RI , 2002).