BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Visi Indonesia 2010 yang telah dirumuskan oleh Dep. Kes (1999) menyatakan bahwa, hambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dnegan perilaku yang sehat, memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah republik Indonesia (geocities.com diakses tanggal 25 April 2009).
Program nasional keluarga berencana di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan “keluarga berkualitas tahun 2015” metode yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan penggunaan kontrasepsi oleh pasangan suami istri. Alat kontrasepsi tersebut dapat dengan metode sederhana sampai dengan metode modern dengan tujuan untuk menekan angka kegamilan dan laju perambahan penduduk (geocities.com diakses tanggal 25 April 2009).
Pertumbuhan penduduk yang relatif (Masih) tinggi ini merupakan suatu masalah yang terus diupayakan pengendalian. Hal ini, jika tidak dilakukan sendiri mungkin, akan berpengaruh terhadap mutu kehidupan yang kian hari makin merosot. Salah satu hal yang dilakukan yaitu melalui program keluarga berencana dengan berbagai caranya yaitu melalui program keluarga berencana dengan berbagai caranya yaitu penggunaan alat-alat kontrsepsi. Namun tujuan program ini sangat penting dalam menunjang meningkatnya taraf hidup keluarga (Indoskripsi.com diakses tanggal 31 April 2009).
Pelaksanaan pelayanan program KB, senantiasa dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta selalu memperhatikan kesehatan dan kesetaraan gender sebagai salah satu upaya pemenuhan hak-hak reproduksi kepada masyarakat (Wordpress.com diakses tanggal 06 Juni 2009).
Tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi disebabkan masih tingginya kelahiran disatu pihak dan lebih cepatnya penurunan tingkat kematian dilain pihak. Hal ini menyebabkan lebih besarnya jumlah penduduk pada golongan umur muda atau penduduk dengan struktur umur muda. Dengan struktur penduduk seperti itu, tingkat ketergantungan penduduk Indonesia relatif tinggi karena jumlah penduduk yang hidupnya tergantung pada golongan penduduk lainnya masih relatif lebih tinggi.
(Indoskripsi.com diakses tanggal 06 Juni 2009).
Untuk mempercepat penurunan tingkat kelahiran, program keluarga berencana terus ditingkatkan dengan jalan meningkatkan jumlah peserta keluarga berencana serta menjaga kelestarian kesertaannya. Disamping itu, ditingkatkan pula usaha-usaha penundaan usia perkawinan (Indoskripsi.com diakses tanggal 06 Juni 2009).
Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang tinggi merupakan masalah yang harus di tanggulangi. Pendapat Melthus yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan pengembangan sumber daya alam laksana deret hidung, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan manusia laksana deret ukur, sehingga pada satu titik sumber daya alam tidak mampu menampung pertumbuhan manusia, berdasarkan pendapat demikian diharapkan setiap keluarga, memperhatikan dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan ( Manuaba IBG, 1998 : 437).
Di Sulawesi-Selatan jumlah Pus 1.045.575 jiwa pada tahun 2008 jumlah peserta KB 738.385 jiwa (70.49%), alat atau cara yang dominan dipakai adalah suntik 335.003 jiwa (45.3%). Pil 257.191 jiwa (34,9%), implant 672.317 jiwa (8,4%), iud 55.582 jiwa (7,6%), Mow 93,77 jiwa (1,2%), Kondom 15,681 jiwa (2,1%), Mop 685 jiwa (0,09%) dan lain-lain 2279 (0,3%). Sedangkan pus yang tidak memakai alat kontrasepsi (KB) 309.190 jiwa (29,6%).
Data yang diperoleh dari rekan medik puskesmas Bara-Baraya pada periode Januari - Desember 2008 tercatat 1330 orang yang memakai kontrasepsi yang terdiri dari : suntikan 702 orang (52,8%). Pil : 476 orang (35,8%), Kondom 19 orang (1,4%), Impian 85 orang (6,4%), Iud 46 orang (3,4%).
Adapun variabel yang diteliti oleh penulis yaitu umur, paritas dan pendidikan tujuan gerakan KB Nasional ialah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia (wiknojosastro. H. 2005. 902).