Langsung ke konten utama

Asuhan Kebidanan Pada Ny.”I” Gestasi 8 Minggu 3 Hari Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Sitti Khadijah (A-0060)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. Penyebab tingginya angka kematian ibu juga terutama disebabkan karena faktor non medis yaitu faktor ekonomi, sosial budaya, demografi serta faktor agama. Sebagai contoh banyak kaum ibu yang menganggap kehamilan sebagai peristiwa alamiah biasa padahal kehamilan merupakan peristiwa yang luar biasa sehingga perhatian terhadap kesehatan ibu hamil harus diperhatikan. Rendahnya pengetahuan ibu terhadap kesehatan reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan juga menjadi sebab tingginya kematian ibu selain pelayanan dan akses mendapatkan pelayanan kesehatan yang buruk (Ridwan Amiruddin, online, diakses tanggal 20 April 2009).

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap manusia agar terwujud masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki, derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Indonesia.
Di dalam rencana strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001 – 2010 disebutkan tentang Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia sehat 2010. Salah satu sasaran pemerintah untuk mewujudkan rencana pembangunan kesehatan tersebut adalah dengan menempatkan upaya penurunan Angka kematian ibu sebagai program prioritas sesuai visi MPS yakni Kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat

Angka kematian ibu cukup tinggi pada hampir semua negara-negara berkembang, World Health Organization (WHO) tahun 2005 memperkirakan 536.000 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan, Proses kelahiran dan aborsi yang tidak aman (Ridwan Amiruddin, online, diakses tanggal 10 Mei 2009).

Angka kematian ibu di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI di negara-negara ASEAN lainnya, misalnya Vietnam sebesar 160 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 36 per 100.000 kelahiran hidup, dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup ( Edy, online, diakses tanggal 30 Mei 2009).
Di Indonesia data AKI berdasarkan survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2002-2003, AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2005 angka itu menurun menjadi 262 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2006 sebesar 253 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2007 sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut di masa mendatang sulit tercapai (Profil Kesehatan Sulawesi Selatan diakses 10 Juni 2008).

Di Sulawesi Selatan AKI pada tahun 2008 sebanyak 116 orang dari 23 kabupaten. Beberapa penyebab kematian ibu tersebut diantaranya perdarahan 72 orang (62,07 %), infeksi 5 orang (4,31%), eklampsia 19 orang (16,38 %) dan lain-lain 20 0rang (17,24%).Propil Dines Kesehatan Sul-Sel 2008.
Salah satu komplikasi kehamilan yang mempengaruhi status kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin adalah hiperemesis gravidarum, dimana kejadian ini dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan. Hyperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida mengalami mual dan muntah, namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari 1.000 kehamilan (Mansjoer A. 2001)

Khusus untuk hiperemesis gravidarum data yang diperoleh dari RSIA Sitti Khadijah Makassar yang merupakan tempat pengambilan kasus, pada periode Januari - Desember 2008 jumlah ibu hamil dirawat dengan diagnosa hiperemesis gravidarum sebanyak 69 orang. (Medical Record Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah 2008).
Direktur Women Research Institute, Sita Ari Purnami, Selasa (12/08 ) mengatakan angka kematian ibu saat melahirkan dari 302/100 ribu ibu melahirkan menjadi 420/100 ribu ibu melahirkan.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penulis termotivasi untuk membahas lebih lanjut melalui karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny ”I” Gestasi 8 Minggu 3 Hari Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat I Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah Makassar Tanggal 10 s.d 12 April 2009”.

Postingan populer dari blog ini

Gambaran kejadian Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang (A-0074)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini abortus merupakan salah satu masalah reproduksi yang banyak dibicarakan di Indonesia bahkan di dunia. Masalah abortus perlu di bahas, mengingat abortus merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan, dan sebagai penyebab langsung kematian ibu / maternal. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sedangkan menurut World Health Organization (WHO) batasan usia kehamilan adalah sebelum 22 minggu. (Anonim, 2009). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2006 tingkat kasus aborsi di Indonesia tercatat yang tertinggi di Asia Tenggara mencapai dua juta kasus dari jumlah kasus yang terjadi di negara-negara Association Of South East Asian Nation (ASEAN) sekitar 4,2 juta kasus pertahun. (http://www aborsi.org.online, diakses 09 April 2010) Pada tahun 2005 Angka Kematian Ibu (AKI)

Formulir Pemesanan

Untuk mendapatkan artikel lengkap kami mulai dari BAB I - BAB VI, anda cukup mengganti biaya jasa sebesar Rp. 20.000,- / Artikel. dan untuk pemesanan cukup sms ke 085299810456 . Dengan menyertakan kode Di Belakang Judul, mis : A-001, A-002 Produk kami dalam bentuk file microsoft word, jadi anda mudah untuk merubah/mengeditnya. anda cukup merubah tanggal, tempat, dan waktu penelitian, maka anda sudah mendapatkan sebuah KTI baru sesuai dengan yang anda butuhkan, jadi untuk apa lagi anda harus bersusah payah menyusun KTI dari awal yang tentunya memerlukan banyak pengorbanan waktu, tenaga, dan biaya. Untuk lebih menyakinkan anda akan produk kami, maka apabila anda serius ingin memperoleh produk kami, maka kami akan terlebih dahulu mengirimkan produk kami ke e-mail anda, setelah itu barulah anda melakukan pembayaran. Agar lebih memudahkan anda melakukan pembayaran kami menyediakan 2 pilihan pembayaran, yaitu : Transfer Dana ke No. Rekening Bank Mandiri (No. Rekening akan di infokan

Gambaran Status Gizi pada Bayi Di Puskesmas Kaluku Bodoa (A-0058)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai macam makanan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktifitas. Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, bila orang salah dalam mengkonsumsi makanan dapat menimbulkan efek yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan bahan makanan yang bergizi dan seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat (Irianto, 2004). Bahan makanan yang mengandung zat gizi banyak disetiap negara termasuk Indonesia namun perlu diakui bahwa masih banyaknya orang­orang mengabaikan, tidak menyukai bahkan menganggap remeh bahan­bahan makanan yang mengandung zat gizi, padahal konsumsi makanan sangat berpenganuh terhadap status gizi (Karta Sapoetra). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah faktor resiko untuk terjadinya kesakitan d