Langsung ke konten utama

Gambaran Pemanfaatan Pemeriksaan Ibu Hamil Pada Kunjungan Pertama (K-1) (A-0013)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia generasi mendatang. Perhatian terhadap ibu dalam sebuah keluarga perlu mendapat perhatian khusus dimana seorang ibu merupakan titik sentral dalam melahirkan generasi penerus, dengan mempersiapkan tunas bangsa mulai dalam kandungan, maka dibutuhkan perhatian dan pelayanan khusus pada masa kehamilan.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi diantara Negara-negara Association South East Asian Nations (ASEAN). World Health Organisation (WHO) memperkirakan sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di Kawasan Asia Tenggara setiap Tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta pertahun. Sebanyak 98% dari Bangladesh, Indonesia, Nepal dan Myanmar. Sedangkan di Malaysia, angka kematian hanya 41 per 100 ribu, Singapura 6 per 100 ribu, Thailand 44 per 100 ribu, dan Filipina 170 per 100 ribu kelahiran hidup. (http://wordpress/.com. diakses 12 Maret 2009)

Menurut survey demografi kesehatan Indonesia 2002 – 2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB) tercatat 35 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab terpenting kematian ibu di Indonesia cukup kompleks, diantaranya yaitu perdarahan 40% – 60%, infeksi 20% – 30% dan keracunan kehamilan 20% – 30%, sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan.

Tingginya angka kematian ibu tersebut bukan hanya disebabkan karena perdarahan, keracunan dan infeksi, tetapi ada juga faktor yang dapat menambah resiko kematian diantaranya yaitu umur ibu yang terlalu muda atau terlalu tua untuk melahirkan, jumlah paritas yang tinggi, jarak kehamilan yang pendek dan kurang lebih 65% ibu hamil menderita anemia dan kurang gizi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi tingginya AKI adalah faktor pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan ibu, social ekonomi, social budaya, geografis, lingkungan dan aksebilitas ibu pada fasilitas kesehatan modern serta kurangnya tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. (http://Menegpp.go.id. diakses 14 Maret 2009).

Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu kepada Intervensi Strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” dimana salah satunya yaitu akses terhadap pelayanan pemeriksaan kehamilan yang mutunya masih perlu ditingkatkan. Dengan adanya Pemeriksaan kehamilan yang berkualitas, kondisi ibu hamil dan janinnya tetap terjaga serta dapat terdeteksi secara dini adanya faktor-faktor resiko yang dapat membahayakan keadaaan ibu dan janin. (http://www.wordpress.com di akses 12 Maret 2009).

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang standar pelayanan kesehatan minimal di bidang kesehatan di kabupaten atau kota khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan target tahun 2010 : berupa cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4. K1 yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan Kl di bawah 70% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan keterjangkauan pelayanan antenatal yang rendah, yang mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum cukup aktif. Rendahnya K1 menunjukkan bahwa akses petugas kepada ibu masih perlu ditingkatkan. Sedangkan K4 : Kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Cakupan K4 di bawah 60% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan kualitas pelayanan antenatal yang belum memadai. (http://www.blogspot.com/. Diakses tanggal 7 Juli 2009)

Di Sulawesi Selatan pada tahun 2008 angka kematian ibu (AKI) menunjukkan adanya penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 141 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 116 per 100.000 kelahiran hidup yang penyebabnya adalah perdarahan sebanyak 72 orang (62,07%), infeksi 5 orang (4,31%), eklampsia 19 orang (16,38%), dan lain-lain sebanyak 20 orang (17,24%), sedangkan untuk angka kematian bayi (AKB) tahun 2008 sebesar 547 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Propinsi Sul – Sel, 2009)

Terlihat dari data Dinas Kesehatan Propinsi Sul – Sel tahun 2008 menunjukkan sebesar 10.144 orang ibu hamil tidak menjalani perawatan antenatal pada trimester pertama dengan sasaran ibu hamil sebesar 191.648 jiwa. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daya Makassar periode Januari 2008 sampai Desember 2008 jumlah ibu hamil yang menjalani pemeriksaan kehamilan pertama (K-I) adalah sebanyak 483 jiwa.

Besarnya dampak yang ditimbulkan akibat masih kurangnya perhatian ibu hamil dalam menjalani perawatan antenatal pada trimester pertama sehingga penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar pemanfaatan pemeriksaan kehamilan pada kunjungan pertama (K-1) menurut tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu dan jumlah graviditas ibu di Rumah Sakit Umum Daya Makassar.

Postingan populer dari blog ini

Gambaran Status Gizi pada Bayi Di Puskesmas Kaluku Bodoa (A-0058)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai macam makanan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktifitas. Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, bila orang salah dalam mengkonsumsi makanan dapat menimbulkan efek yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan bahan makanan yang bergizi dan seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat (Irianto, 2004). Bahan makanan yang mengandung zat gizi banyak disetiap negara termasuk Indonesia namun perlu diakui bahwa masih banyaknya orang­orang mengabaikan, tidak menyukai bahkan menganggap remeh bahan­bahan makanan yang mengandung zat gizi, padahal konsumsi makanan sangat berpenganuh terhadap status gizi (Karta Sapoetra). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah faktor resiko untuk terjadinya kesakitan d...

Distribusi Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep Perode Januari – Desember 2008 (A-0082)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup sehat dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat Kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia ( Paradigma Sehat 2001). Kemampuan pelayanan suatu Negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan satu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia di lingkungan Assosiation Of Earth Asia Nations (ASEAN) merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberi...

Gambaran Karakteristik Kehamilan Serotinus Dirumah Sakit Ibu Dan Anak Siti Fatimah Makassar Periode Januari – Desember 2008 (A-0081)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid terakhir kehamilan aterm ialah kehamilan antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal. Apabila kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap, maka itu dinamakan kehamilan lewat waktu atau post term. Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5 - 14%. Kekhawatiran dalam kehamilan lewat waktu dapat menjadi 3 kali dibandingkan kehamilan aterm (Winkjosastro.H.2006;317-3188). Menurut defenisi World Health Organization (WHO) “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam golongan yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi–komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Angka kematian m...