BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah. Penyebab utama kematian maternal antara lain adalah perdarahan pasca partum (disamping eklampsia, dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang semuanya berangkat dari pada anemia difesiensi (Arisman.2004)
Menurut World Healt Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 500.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. (http://who-int/reproductive-health, diakses 28 Maret 2009), sedangkan angka kejadian anemTautania menurut who berkisar antara 20% sampal 89% dengan menetapkan Hb 11 grm% sebagai dasarnya. Angka kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hoo Swi Tjiong menemukan angka anemia kehamilan pada trimester I, 3,8%, trimester II, 13,6 dan pada trimester Ill, 24,8%. Akrib Simanjuntak menemukan sebesar 40,1% di Bogor.( Manuaba ,1998).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003, Angka Kematian Ibu mencapai 307 per 100,000 kelahiran hidup. ini merupakan Angka Kematian Ibu tertinggi di ASEAN. Setiap tahun angka kelahiran mencapai lima juta. Dari angka itu sekitar 20 ribu kehamilan berakhir dengan kematian akibat komplikasi dan melahirkan.
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan propinsi Sulawesi Selatan, pada tahun 2007 jumlah kasus adalah 220 orang. Dengan klasifikasi sebagai berikut : anemia ringan 89 orang (40,56%), anemia sedang 96 orang (43,67%), dan anemia berat 35 orang (15,90%) (Propil Dinas Kesehatan 2008).
Tingginya kematian ibu yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan dipengaruhi antara lain : karena perdarahan (45%) eklampsia atau kejang-kejang, dan tekanan darah tinggi (12 %), infeksi (12%), aborsi (10%) dan sisanya karena hal-hal medis lain (Manuaba, 2001).
Di Puskesmas Segeri Pangkep pada tahun 2008 data yang didapatkan dari Medical Record terdapat 307 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan jumlah ibu yang menderita anemia sebanyak 199 orang meliputi anemia berat sebanyak 23 orang, anemia sedang sebanyak 62 orang , dan anemia ringan sebanyak 114 orang.
Anemia gizi sebagian besar dapat dicegah melalui promosi dan pendidikan kesehatan sebelum maupun selama hamil. Cara mengatasi anemia selama kehamilan telah ditetapkan melalui kebijakan Departemen Kesehatan dengan melaksanakan program penanggulangan anemia zat besi (AZB) dengan memberikan tablet besi atau tablet tambah darah Fe 9320 Mg, Fe Sulfat dan 0,5 asam folat untuk semua ibu hamil sebanyak 1 tablet setiap hari berturut - turut selama 90 hari pada masa kehamilan (Modul Pendidikan dan Pelatihan Bidan, 1998)
Dengan melihat pengaruh anemia terhadap ibu hamil, ibu melahirkan, nifas dan janin yang dikandungnya yang dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap kuálitas sumber daya manusia (Widyastuti, 2004).
Oleh karena masalah anemia gizi pada ibu hamil merupakan masalah penting yang erat hubungannya dengan masalah mortalitas maternal maka dianggap penting untuk dilakukannya suatu identifikasi berbagai gambaran melalui suatu penelitian mengenai Gambaran tentang kejadian Anemia pada ibu hamil yang dibatasi pada masalah umur ibu, paritas, dan pendidikan.