Gambaran Tentang Kejadian Anemia pada Ibu Hamil yang Dibatasi pada Masalah Umur Ibu, Paritas, dan Pendidikan (A-0071)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Penelitian Chi, dkk menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu (Prawirohardjo,2002).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2007, 20% dari 515.000 kematian maternal di seluruh dunia disebabkan oleh anemia, dan penderita lebih banyak wanita dibanding pria. Menurut laporan pembangunan pada tahun 2007 tercatat angka kematian ibu di beberapa Negara Assosiation South East Asia Nations (ASEAN) seperti di Vietnam 18 per 100.000 kelahiran hidup, di Malaysia 55 per 100.000 kelahiran hidup, Filiphina 26 per 100.000 kelahiran hidup dan Singapura 3 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup . (http://www.eurekaIndonesia.com, diakses tanggal 16 April 2010).
Berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional 2001, angka anemia pada ibu hamil sebesar 40,1 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa anemia cukup tinggi di Indonesia. Bila diperkirakan pada 2003-2010 prevalensi anemia masih tetap atas 40 persen maka akan terjadi kematian ibu sebanyak 18 ribu per tahun yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan (http://indonesiancommunity.multiply.com, diakses tanggal 29 April 2010).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka kematian maternal indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup masih ada sekitar 248 yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. ( http://himapid blogspot.com,diakses tanggal 25 April 2010).
Di Sulawesi Selatan angka kematian ibu pada tahun 2006 sebanyak 153 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian menurut Dinas Kesehatan Makassar sebanyak 116 orang diantaranya Perdarahan 72 orang (62,1%), Infeksi 5 orang (4,3%), Eklampsia 19 orang (16,4%), dan lain-lain 20 orang (17,2%).
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2009, ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 2.220 orang dengan klasifikasi sebagai berikut : anemia ringan 1.755 orang (79,1%), anemia sedang 367 orang (16,5%), anemia berat 98 orang (4,4%) (Profil Dinas Kesehatan Makassar 2010).
Data yang diperoleh dari Medical Record Puskesmas Bara-baraya Makassar periode 2009, terdapat 784 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan jumlah ibu yang menderita anemia sebanyak 158 orang. Meliputi anemia ringan 93 orang, anemia sedang 63 orang, dan anemia berat 2 orang (Data Sekunder).
Anemia dalam kehamilan kurang baik bagi ibu, baik dalm kehamilan memberi pengaruh maupun pada masa nifas dan masa selanjutnya. Berbagai penyakit timbul akibat anemia Seperti : Abortus, Partus Prematurus,Partus Lama karena inersia uteri,Perdarahan postpartum karena atonia uteri, Syok, Infeksi, baik intra maupun postpartum, anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 gr% dapat menyebabkan dekompensasi kordis seperti yang telah dilaporkan oleh lie injo luan eng,dkk (http://www.grahapermataibu.com/index, diakses tanggal 25 April 2010).
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa Anemia pada ibu hamil merupakan masalah penting yang erat hubungannya dengan mortalitas maternal dan perinatal maka dianggap penting untuk dilakukannya suatu identifikasi berbagai gambaran melalui suatu penelitian mengenai gambaran tentang kejadian Anemia pada ibu hamil yang dibatasi pada masalah umur ibu, paritas, dan pendidikan.