Langsung ke konten utama

Gambaran Kejadian Preeklamsi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar (A-0080)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklamsi atau toxemia, adalah suatu gangguan yang muncul pada masa kehamilan, umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Gejala-gejala yang umum adalah tingginya tekanan darah, pembengkakan yang tak kunjung sembuh, dan tingginya jumlah protein di urine. Preeklamsi sering terjadi pada kehamilan pertama dan pada wanita yang memiliki sejarah preeklamsi dikeluarganya. Risiko lebih tinggi terjadi pada wanita yang memiliki banyak anak, ibu hamil usia remaja, dan wanita hamil diatas usia 40 tahun. Selain itu, wanita dengan tekanan darah tinggi atau memiliki gangguan ginjal sebelum hamil juga berisiko tinggi mengalami preeklamsi. (http://www.anlikha.multiply.com/jurnelitern/2k. Diakses tanggal 20 April 2009).
Peningkatan angka kehamilan dan kematian ibu di Indonesia masih rnerupakan masalah besar, pada umumnya kematian ibu tersebut berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas oleh karena itu pelayanan kesehatan harus lebih di tingkatkan agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui usaha bersama antara pemerintah dan berbagai profesi swasta dengan mengikut sertakan partisipasi masyarakat. (Manuaba, 2001)
Berdasarkan penelitian World Health Organisation (WHO) di seluruh Dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun diperkirakan sekitar 127.000 wanita (25%) meninggal karena hemoragia, 76.000 wanita (15%) karena sepsis, 65.000 wanita (12%) karena gangguan hipertensi kehamilan, 38.000 wanita (8%) karena persalinan macet dan hampir 62.000 wanita (18%) karena abortus. Sekitar 20% yang rneninggal karena penyakit yang diperberat dengan kehamilan seperti anemia, difesiensi zat besi, hepatitis, TBC atau penyakit jantung. Penyebab terpenting kematian maternal adalah pendarahan 40-60%, infeksi 20-30% dan Preeklamsi-eklamsi 20-30%. Sisanya sekitar 5% di sebabkan oleh penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan. (http//:www.kabarindonesia.com/online/. Diakses tanggal 20 April 2009).
Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia tertinggi di Assosiation of South East Asean Nation (ASEAN) sebesar 307/ 100.000 kelahiran Hidup. (Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 / 2003), artinya lebih dari 18.000 Ibu tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal, oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Dan penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), abortus (5%) atau partus macet (5%). (Depkes RI. Dirjen Binkesmas. 2004).
Propinsi dengan kasus kematian ibu melahirkan tertinggi adalah Propinsi Papua yaitu sebesar 730/100.000 kelahiran hidup, di ikuti Nusa Tenggara Barat sebesar 370/100.000 kelahiran hidup, Propinsi Maluku sebesar 340/100.000 kelahiran hidup. Dan Propinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 330/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, 2008).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan pada Tahun 2006 di Sulawesi Selatan sebasar 101,56 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan Tahun 2007 menurun menjadi 92,89 per 100.000 kelahiran hidup yang penyebabnya adalah perdarahan sebanyak 77 orang (50,33%), infeksi 6 orang (3,92%), preeklamsi 40 orang (26,14%) dan lain-lainnya sebanyak 30 orang (19,61%). (Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, 2008).
Menurut Harni Koesno (ketua umum Ikatan Bidan Indonesia) “Angka kematian ibu di Indonesia mencapai 307 dari 100.000 Kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) mencapai 35 dari 1000 kelahiran hidup”. Pada tahun 2004 AKI berhasil diturunkan dari 270 per 100.000 kelahiran hidup (KH) menjadi 262 pada tahun 2005, 255 pada tahun 2006 dan 248 pada tahun 2007. AKB telah berhasil diturunkan dari 30,8 per 1000 KH pada tahun 2004 menjadi 29,4 pada tahun 2005. 28,1 pada tahun 2006 dan 26,9 pada tahun 2007. Data IBI menyebutkan penyebabnya angka kematian ibu (AKI) diantaranya pendarahan sebanyak 30% dari total kasus kematian, eklamsi 25%, infeksi 12% abortus 5%, partus lama 5%, emboli obstetri 3% komplikasi masa nifas 8% dan penyebab lainnya 12%. (http://www.mediaindonesia, diakses tanggal 06 oktober 2008)
Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar, terdapat 4.168 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada periode Januari–Desember 2008, dari jumlah Ibu hamil tersebut terdapat diantaranya 57 orang (1,36%) Ibu hamil yang menderita preeklamsi.
Besarnya kemungkinan pasien preeklamsi akan menimbulkan komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian, maka sangat penting untuk melakukan penjaringan sedini mungkin adanya kasus preeklamsi dan penyakit kehamilan lainnya melalui penanganan dan pemeriksaan kehamilan secara teratur serta mencari tanda-tanda adanya preeklamsi untuk mencegah preeklamsi menjadi lebih berat yaitu eklampsia. (Manuaba, 2001)
Melihat jumlah kematian ibu di Indonesia, preeklamsi masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti kejadian preeklamsi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar periode Januari-Desember 2008.

T2KX5Z8GXT4V

Postingan populer dari blog ini

Gambaran kejadian Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang (A-0074)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini abortus merupakan salah satu masalah reproduksi yang banyak dibicarakan di Indonesia bahkan di dunia. Masalah abortus perlu di bahas, mengingat abortus merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan, dan sebagai penyebab langsung kematian ibu / maternal. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sedangkan menurut World Health Organization (WHO) batasan usia kehamilan adalah sebelum 22 minggu. (Anonim, 2009). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2006 tingkat kasus aborsi di Indonesia tercatat yang tertinggi di Asia Tenggara mencapai dua juta kasus dari jumlah kasus yang terjadi di negara-negara Association Of South East Asian Nation (ASEAN) sekitar 4,2 juta kasus pertahun. (http://www aborsi.org.online, diakses 09 April 2010) Pada tahun 2005 Angka Kematian Ibu (AKI)

Gambaran Status Gizi pada Bayi Di Puskesmas Kaluku Bodoa (A-0058)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai macam makanan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktifitas. Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, bila orang salah dalam mengkonsumsi makanan dapat menimbulkan efek yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan bahan makanan yang bergizi dan seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat (Irianto, 2004). Bahan makanan yang mengandung zat gizi banyak disetiap negara termasuk Indonesia namun perlu diakui bahwa masih banyaknya orang­orang mengabaikan, tidak menyukai bahkan menganggap remeh bahan­bahan makanan yang mengandung zat gizi, padahal konsumsi makanan sangat berpenganuh terhadap status gizi (Karta Sapoetra). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah faktor resiko untuk terjadinya kesakitan d

Formulir Pemesanan

Untuk mendapatkan artikel lengkap kami mulai dari BAB I - BAB VI, anda cukup mengganti biaya jasa sebesar Rp. 20.000,- / Artikel. dan untuk pemesanan cukup sms ke 085299810456 . Dengan menyertakan kode Di Belakang Judul, mis : A-001, A-002 Produk kami dalam bentuk file microsoft word, jadi anda mudah untuk merubah/mengeditnya. anda cukup merubah tanggal, tempat, dan waktu penelitian, maka anda sudah mendapatkan sebuah KTI baru sesuai dengan yang anda butuhkan, jadi untuk apa lagi anda harus bersusah payah menyusun KTI dari awal yang tentunya memerlukan banyak pengorbanan waktu, tenaga, dan biaya. Untuk lebih menyakinkan anda akan produk kami, maka apabila anda serius ingin memperoleh produk kami, maka kami akan terlebih dahulu mengirimkan produk kami ke e-mail anda, setelah itu barulah anda melakukan pembayaran. Agar lebih memudahkan anda melakukan pembayaran kami menyediakan 2 pilihan pembayaran, yaitu : Transfer Dana ke No. Rekening Bank Mandiri (No. Rekening akan di infokan