Langsung ke konten utama

Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Khususnya Siswa SMU Tentang HIV/AIDS (A-0064)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficincy Syndrom) bukanlah suatu masalah yang dapat dianggap enteng lagi. Faktanya, HIV/AIDS mengancam semua lapisan masyarakat. Tua-muda, kaya-miskin, laki-laki, perempuan. Tidak terkecuali generasi muda kita. Terlebih lagi pada remaja-remaja yang tinggal di kota-kota besar yang sangat dekat dengan pergaulan modern.
Masalah pergaulan bebas, obat-obatan, kehamilan remaja, sejak dulu merupakan bahaya yang sudah sering terjadi di kalangan remaja yang kurang mendapat bekal keimanan dan pedoman hidup yang cukup. Dan kini AIDS menjadi tambahan ancaman dari sederetan bahaya yang telah disebutkan di atas. Semua masalah tersebut membutuhkan perhatian yang sangat besar oleh seluruh masyarakat. Namun AIDS memerlukan perhatian yang lebih khusus, karena ”hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkan AIDS”.
Pada usia remaja, yakni pada usia 15 sampai 25 tahun merupakan masa-masa di mana seseorang merasa tubuhnya kuat, segar, dan tidak mempan atau tidak akan dikenai penyakit apapun. Padahal pada masa inilah seorang remaja cenderung untuk mengumbar berbagai nafsu dan energi yang meluap-luap. Masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri, sehingga adanya dorongan seks, ajakan untuk minum alkohol atau merokok, dan ketakutan untuk ditolak oleh Masyarakat terutama kalangan sebayanya sangat mewarnai pertumbuhan karakter dan perubahan perilaku seorang remaja.
Pemahaman yang keliru mengenai kekebalan atau ketahanan remaja itu, ditambah dengan rasa keingintahuannya yang besar membuat mereka melakukan perilaku-perilaku yang menyimpang yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kehamilan yang tak diinginkan, ketergantungan obat, gangguan psikologi, termasuk tertularnya Virus HIV/AIDS. (Ronald Hutapea, 2003)
Semua orang terutama remaja Indonesia selayaknya bersikap waspada terhadap wabah AIDS ini. Betapa tidak, sebagaimana dikutip DR Zubairi Djoerban (l991) menunjukkan 50% orang terinfeksi virus HIV berusia kurang dari 25 tahun dan 20% penderita AIDS berusia sekitar 20 tahun. (Nursalam, Ninuk D. Kurniawati, 2007)
Berdasarkan hasil Deklarasi Komitmen Sidang Umum PBB tentang HIV/AIDS pada tanggal 25 – 27 Juli 2001, tentang pencegahan HIV/AIDS pada point ke-47 yang berbunyi ”Pada tahun 2003, menetapkan target nasional dengan batas waktu untuk mecapai tujuan pencegahan global yang telah disepakati secara internasional guna mengurangi meratanya HIV pada tahun 2005 di antara kaum remaja laki-laki dan perempuan berusia 15-24 tahun di negara yang paling banyak terjangkit sebesar 25 % dan 25% secara global pada tahun 2010”. (Deklarasi Komitmen Sidang Umum PBB tentang HIV/AIDS, 2001)
Ancaman penyakiti terhadap generasi muda cukup memperhatinkan, menurut data departemen Kesehatan, di Indonesia sampai dengan 30 Juni 2008 secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan adalah 12.686 orang kasus dan HIV 6.277 orang. Distribusi usia penderita AIDS pada 2008 memperlihatkan tingginya presentase dari golongan usia 20 – 29 tahun mencapai 53, 62 % dan bila di gabung dengan golongan usia sampai 49 tahun, maka angka menjadi 89,29 %
Hingga bulan juni 2008, Departemen Kesehatan mendapatkan laporan anak terkena AIDS usia di bawah 14 tahun adalah sebanyak 228 dengan rincian di bawah usia 1 tahun sebanyak 62 orang, usia 1 – 4 tahun 129 orang dan usia 5 – 14 tahun 47 orang. Angka kematian umumnya di Indonesia di laporkan hampir 35 per 1000 lahir hidup pada 2006. Diluar laporan tersebut di perkirakan sebnayak 4.360 anak tertular HIV dari ibunya yang HIV positif dan separuhnya telah meninggal dunia.
Para ahli epidemiologi Indonesia memproyeksikan bila tidak ada peningkatan upaya penanggulangan yang berarti, maka pada tahun 2010 jumlah kasus AIDS menjadi 400.000 orang dengan kematian 100.000 orang,dan pada 2015 menjadi 1.000.000 orang dengan kematian 350.000 orang. Diperkirakan pada akhir 2015 akan terjadi penularan HIV secara kumulatif pada lebih dari 38.500 anak yang dilahirkan dari ibu yang HIV positif
( http://pasfmpati.wordpress.com/2008 ( Akses tanggal 17 Des 2008 )
Dalam Triwulan Juli s.d. September 2008 dilaporkan tambahan kasus AIDS sebanyak 2450 orang dan pengidap infeksi HIV. Jumlah pengidap infeksi HIV dan kasus AIDS yang dilaporkan 1 Januari s.d. 30 September 2008 adalah 212 pengidap HIV dan 3995 pengidap AIDS,Situasi pengidap HIV dan penderita AIDS di Sulawesi Selatan sampai dengan bulan Desember 2008 tercatat bahwa penderita AIDS sebanyak 107 orang dan HIV sebanyak 419 orang. Pengidap HIV/AIDS tersebut terdiri dari 403 orang (laki-laki) dan 123 orang (perempuan). Kelompok umur yang paling banyak ditemukan yaitu kelompok umur 25-34 tahun (46,19%), kemudian kelompok umur 15-24 tahun (39,16%), kelompok umur 35-44 tahun (12,36%), dan 45 tahun (0,2%). Jika dilihat dari faktor risiko, maka pengidap HIV/AIDS di Sulawesi Selatan terjangkit karena idus (61,59%), hetero (28,71%), homo (7,03), tidak diketahui (1,5%), perinatal (0,76%) dan donor darah terinfeksi (0,38%). (http://www.dinkes-sulsel.go.id. Akses: 18 Agustus 2009)
Oleh karena itu, penulis dalam penelitian ini mencoba mengetahui sampai dimana tingkat pengetahuan remaja khususnya siswa SMU tentang HIV/AIDS dan kemudian hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada remaja, khususnya siswa SMU Negeri 1 Segeri.

Postingan populer dari blog ini

Gambaran kejadian Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang (A-0074)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini abortus merupakan salah satu masalah reproduksi yang banyak dibicarakan di Indonesia bahkan di dunia. Masalah abortus perlu di bahas, mengingat abortus merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan, dan sebagai penyebab langsung kematian ibu / maternal. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sedangkan menurut World Health Organization (WHO) batasan usia kehamilan adalah sebelum 22 minggu. (Anonim, 2009). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2006 tingkat kasus aborsi di Indonesia tercatat yang tertinggi di Asia Tenggara mencapai dua juta kasus dari jumlah kasus yang terjadi di negara-negara Association Of South East Asian Nation (ASEAN) sekitar 4,2 juta kasus pertahun. (http://www aborsi.org.online, diakses 09 April 2010) Pada tahun 2005 Angka Kematian Ibu (AKI)

Gambaran Status Gizi pada Bayi Di Puskesmas Kaluku Bodoa (A-0058)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai macam makanan untuk menjaga agar tubuhnya tetap melakukan segala aktifitas. Makanan adalah segala sesuatu yang dipakai atau dipergunakan oleh manusia supaya dapat hidup. Makanan berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup, bila orang salah dalam mengkonsumsi makanan dapat menimbulkan efek yang tidak baik. Makanan yang dimakan sehari-hari merupakan bahan makanan yang bergizi dan seimbang baik kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi syarat hidup sehat (Irianto, 2004). Bahan makanan yang mengandung zat gizi banyak disetiap negara termasuk Indonesia namun perlu diakui bahwa masih banyaknya orang­orang mengabaikan, tidak menyukai bahkan menganggap remeh bahan­bahan makanan yang mengandung zat gizi, padahal konsumsi makanan sangat berpenganuh terhadap status gizi (Karta Sapoetra). Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah faktor resiko untuk terjadinya kesakitan d

Formulir Pemesanan

Untuk mendapatkan artikel lengkap kami mulai dari BAB I - BAB VI, anda cukup mengganti biaya jasa sebesar Rp. 20.000,- / Artikel. dan untuk pemesanan cukup sms ke 085299810456 . Dengan menyertakan kode Di Belakang Judul, mis : A-001, A-002 Produk kami dalam bentuk file microsoft word, jadi anda mudah untuk merubah/mengeditnya. anda cukup merubah tanggal, tempat, dan waktu penelitian, maka anda sudah mendapatkan sebuah KTI baru sesuai dengan yang anda butuhkan, jadi untuk apa lagi anda harus bersusah payah menyusun KTI dari awal yang tentunya memerlukan banyak pengorbanan waktu, tenaga, dan biaya. Untuk lebih menyakinkan anda akan produk kami, maka apabila anda serius ingin memperoleh produk kami, maka kami akan terlebih dahulu mengirimkan produk kami ke e-mail anda, setelah itu barulah anda melakukan pembayaran. Agar lebih memudahkan anda melakukan pembayaran kami menyediakan 2 pilihan pembayaran, yaitu : Transfer Dana ke No. Rekening Bank Mandiri (No. Rekening akan di infokan