Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Program Penurunan Kesakitan dan Kematian Ibu dan Bayi di Puskesmas Alliritengae Kecamatan Turikale Kabupaten Maros April 2010 (A-0051)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPENDAHULUAN
Menanggapi masalah kematian ibu yang demikian besar, tahun 1987 untuk pertama kalinya ditingkat internasional diadakan konferensi tentang kematian ibu di Nairobi, Kenya terutamadi Negara berkembang. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh World Health Organization (WHO) dan dicanangkan ProgramPenurunan Kesakitan dan KematianIbu dan Bayi.
Tahun 1999 WorldHealth Organization (WHO) meluncurkan strategi penurunan kesakitan dankematian ibu pada dasarnya meminta perhatian pemerintah dan masyarakat disetiapNegara untuk lebih berfokus padapenurunan kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 307/100.000 kelahiran hidup Survey DemografiKesehatan Indonesia (SDKI 2002 – 2003) artinya lebih dari 18.000 ibu tiap tahunatau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan,persalinan, dan nifas (JS. Khoman, 2006 hal. 120).
Pemaparan di atas menandakan masih rendahnya kualitashidup dan kesejahteraan serta derajat kesehatan perempuan terutama di Indonesia.Berbagai faktor penyebab dapat terjadi baik secara langsung maupun tidaklangsung. Maka dari itu, upaya yang dilakukan pemerintah Indonesiaadalah menggalakkan Program Penurunan Kesakitan dan Kematian Ibu dan Bayi,serta menempatkan bidan di desa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menghadapi tantangankesakitan dan kematian ibu dan bayi yang kompleks tergantung pada suatu system pelayanan kesehatan yangberfungsi, khususnya jika timbul komplikasi. Pengalaman menunjukkan pula bahwaintervensi tunggal tidak cukup,yang diperlukan adalah pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas yangberkesinambungan oleh tenaga kesehatan yang terampil untuk mencegah komplikasipada ibu dan bayi. (Sujudi, 2001 hal. 115 ).
Akses ke pelayanan kesehatan mempunyai korelasi kuatdengan kematian ibu, makin tinggi proporsi masyarakat yang sulit ke pelayanankesehatan makin tinggi AKI. Juga terdapat hubungan kuat antara tempatmelahirkan dan penolong persalinan dengan kematian maternal, makin tinggiproporsi ibu melahirkan di fasilitas non kesehatan dan persalinan yang ditolongoleh dukun (non nakes), makin tinggi resiko kematian ibu.
Pelayanan Antenatal adalah pelayanan yang dilakukan olehtenaga kesehatan (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan dan perawatbidan). Pelayanan antenatal seharusnya mencakup berbagai jenis pelayananmisalnya skrining dan pengobatan penyakit anemia, malaria dan penyakit menularseksual, deteksi dan penanganan komplikasi, penyuluhan tentang komplikasiesensial dan kapan mendapatkan pelayanan rujukan. (W. Rukmini, 2005 hal. 30)
Data yang diperoleh di Puskesmas Alliritengae pada Tahun2009 rujukan dari bidan desa sebanyak 4 kasus diantaranya kasus Perdarahan,Retensio plasenta, dan Partus lama. Terjadi 2 kasus kematian ibu dengan AtoniaUteri, 1 kasus kematian bayi dengan Asfiksia Berat. Data untuk tahun 2010 daribulan Januari – Maret tidak ada rujukankebidanan dari bidan desa dan tidak ditemukan kasus kematian Ibu dan Bayi.
Peneliti mengambil tempat di Puskesmas AlliritengaeKecamatan Turikale Kabupaten Maros dengan pertimbangan banyak kasus rujukankebidanan dan pernah terjadi kematian ibu yang ditolong oleh bidan di desa. Berhubungan dengan pemaparan di atas,maka penulis tertarik untuk meneliti“Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Program Penurunan Kesakitan dan Kematian Ibu danBayi di Puskesmas AlliritengaeKecamatan Turikale Kabupaten Maros April 2010”.