BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup sehingga menempatkan Indonesia pada urutan kedua untuk jumlah kematian maternal di Negara- Negara ASEAN.
Penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan 40- 60 %, infeksi 20- 30 % dan keracunan kehamilan 20- 30 %, sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan. sebab pendarahan diantaranya atoni uteri (50-60%), sisa plasenta (23-24%), retensio plasenta (16-17%), laserasi jalan akhir (rupture perineum) sekitar 4-5%, kelainan darah (0,5-0,8%) . ( http://himapid.blogspot.com/2009).
jumlah kematian ibu yang dilaporkan pada tahun 2006 di Sulawesi selatan sebesar 101,56 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan tahun 2007 menurun menjadi 92,89 per 100.000 kelahiran hidup.( profil dinas kesehatan propinsi Sulawesi selatan 2008)
sedangkan data yang di peroleh dari dinas kesehatan kabupaten maros, dilaporkan sekitar 6316 ibu hamil dan bersalin dan yang mengalami perdarahan sebanyak 0,0006% (profile dinas kesehatan kabupaten maros 2010).
Sesuai data yang diperoleh dari medical record rumah sakit umum daerah salewangang maros dari januari sampai dengan desember 2009, dari semua ibu bersalin terdapat 736 orang dengan presentase belakang kepala dan rupture perineum sekitar 285 orang
Melihat kenyataan tersebut diatas, penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. “S” dengan rupture perineum tingkat II di RSUD salewangang maros, dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.